A. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan
dalam bahasa Inggris disebut culture. Kata tersebut sebenarnya berasal dari
bahasa Latin = colere yang berarti pemeliharaan, pengolahan tanah menjadi tanah
pertanian. Dalam arti kiasan kata itu diberi arti “pembentukan dan pemurnian
jiwa”. Sedangkan kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kata
buddayah. Kata buddayah berasal dari kata budhi atau akal. Manusia memiliki
unsur-unsur potensi budaya yaitu pikiran (cipta), rasa dan kehendak (karsa).
Hasil ketiga potensi budaya itulah yang disebut kebudayaan. Dengan kata lain
kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Dengan
cipta manusia mengembangkan kemampuan alam pikir yang menimbulkan ilmu pengetahuan.
Dengan rasa manusia menggunakan panca inderanya yang menimbulkan karya-karya seni atau kesenian. Dengan karsa manusia
menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan dan sebahagiaan sehingga
berkembanglah kehidupan beragama dan kesusilaan.
Mengenai
pengertian kebudayaan tidak kurang dari 76 definisi telah dikemukakan oleh para
ahli baik dalam dan luar negeri. Dalam hal ini saya coba mengemukakan
pengertian kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara dan Koentjaraningrat.
Menurut Ki Hajar Dewantara “Kebudayaan adalah buah budi manusia dalam
hidup bermasyarakat” sedangkan menurut Koentjaraningrat, guru besar
Antropologi di Universitas Indonesia: “Kebudayaan
adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara
belajar”.
Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
a)
kebudayaan itu hanya dimiliki oleh masyarakat
manusia;
b)
kebudayaan itu tidak diturunkan secara
biologis melainkan diperoleh melalui proses belajar; dan
c)
kebudayaan itu didapat, didukung dan
diteruskan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
B. Unsur-Unsur Kebudayaan
Kebudayaan umat manusia mempunyai unsur-unsur
yang bersifat universal. Unsur-unsur kebudayaan tersebut dianggap universal
karena dapat ditemukan pada semua kebudayaan bangsa-bangsa di dunia.
Menurut
Koentjaraningrat ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
1) Sistem
religi yang meliputi:
-
sistem
kepercayaan
-
sistem
nilai dan pandangan hidup
-
komunikasi
keagamaan
-
upacara
keagamaan
2)
Sistem
kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi:
-
kekerabatan
-
asosiasi
dan perkumpulan
-
sistem
kenegaraan
-
sistem
kesatuan hidup
-
perkumpulan
3)
Sistem
pengetahuan meliputi pengetahuan tentang:
-
flora
dan fauna
-
waktu,
ruang dan bilangan
-
tubuh
manusia dan perilaku antar sesama manusia
4)
Bahasa
yaitu alat untuk berkomunikasi berbentuk:
-
lisan
-
tulisan
5)
Kesenian
yang meliputi:
-
seni
patung/pahat
-
relief
-
lukis
dan gambar
-
rias
-
vokal
-
musik
-
bangunan
-
kesusastraan
-
drama
6)
Sistem
mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi:
-
berburu
dan mengumpulkan makanan
-
bercocok
tanam
-
peternakan
-
perikanan
-
perdagangan
7)
Sistem
peralatan hidup atau teknologi yang meliputi:
-
produksi,
distribusi, transportasi
-
peralatan
komunikasi
-
peralatan
konsumsi dalam bentuk wadah
-
pakaian
dan perhiasan
-
tempat
berlindung dan perumahan
-
senjata
Unsur-unsur
budaya yang universal tersebut disusun secara berurutan. Urutan yang terdahulu
adalah yang lebih susah.
C. Wujud Kebudayaan
Wujud
kebudayaan dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:
1.
Wujud gagasan
Budaya
dalam wujud gagasan/ide ini bersifat abstrak dan tempatnya ada dalam alam pikiran
tiap warga pendukung budaya yang bersangkutan sehingga tidak dapat diraba atau
difoto.
Sistem
gagasan yang telah dipelajari oleh setiap warga pendukung budaya sejak dini
sangat menentukan sifat dan cara berpikir serta tingkah laku warga pendukung budaya
tersebut. Gagasan-gagasan inilah yang akhirnya menghasilkan berbagai hasil
karya manusia berdasarkan sistem nilai, cara berfikir dan pola tingkah laku. Wujud
budaya dalam bentuk sistem gagasan ini biasa juga disebut sistem nilai budaya.
2.
Wujud
perilaku (aktivitas)
Budaya
dalam wujud perilaku berpola menurut ide/gagasan yang ada. Wujud perilaku ini
bersifat konkrit dapat dilihat dan didokumentasikan (difoto dan difilm).
Contoh: Petani sedang bekerja di sawah, orang sedang menari dengan lemah
gemulai, orang sedang berbicara dan lain-lain. Masing-masing aktivitas tersebut
berada dalam satu sistem tindakan dan tingkah laku.
3.
Wujud benda
hasil budaya
Semua
benda hasil karya manusia tersebut bersifat konkrit, dapat diraba dan difoto. Kebudayaan
dalam wujud konkrit ini disebut kebudayaan fisik. Contoh: bangunan bangunan megah
seperti piramida, tembok cina, menhir, alat rumah tangga seperti kapak
perunggu, gerabah dan lain-lain. Dalam kenyataan sehari-hari ketiga wujud
tersebut yaitu gagasan, perilaku dan benda hasil budaya tidak terpisahkan dan saling
mempengaruhi. Contoh: salah satu unsur kebudayaan adalah sistem religi maka
wujud budaya sistem religi adalah sebagai berikut:
1)
gagasan
: konsep tentang dewa-dewa, roh.
2)
perilaku
: upacara keagamaan yang dilakukan oleh salah satu bangsa dengan konsep
kepercayaan tersebut, misalnya pemujaan terhadap roh nenek moyang pada
masyarakat Indonesia
3) benda hasil budaya :
dapat ditemukan contohnya pada masyarakat prasejarah di Indonesia berupa
menhir, patung perwujudan nenek moyang.
D. Pengertian Peradaban
Istilah peradaban dalam
bahasa Inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai
untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan.
Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur
budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka
masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.
Dengan batasan-batasan
pengertian di atas maka istilah peradaban sering dipakai untuk hasil-hasil
kebudayaan seperti: kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi, adat sopan santun
serta pergaulan. Selain itu juga kepandaian menulis, organisasi bernegara serta
masyarakat kota yang maju dan kompleks.
Tinggi rendahnya
peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan, kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan. Tiap-tiap masyarakat atau bangsa di manapun
selalu berkebudayaan, akan tetapi tidak semuanya telah memiliki peradaban yang
tinggi. Contoh bangsa-bangsa yang memiliki peradaban tinggi pada masa lampau
adalah yang tinggal di lembah sungai Nil, lembah sungai Eufrat Tigris, lembah
sungai Indus dan lembah sungai Hoang Ho.Sumber : Dra. M.Y. Sri Wuryaningsih, Modul Sejarah Kelas X Sekolah Menengah Atas.
0 komentar:
Post a Comment