Blog ini berisi berbagai bidang pengetahuan untuk menambah wawasan kita.

Tuesday 16 September 2014

MENGENAL PETA

mengenal peta


A. Pengertian Peta
Peta adalah gambaran penampakan dari permukaan bumi atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bisang datar dan diperkecil dengan menggunakan skala tertentu.

Adapun fungsi dari suatu peta, yaitu:
  • Sebagai petunjuk posisi atau lokasi suatu tempat.
  • Memperlihatkan bentuk permukaan bumi.
  • Memperlihatkan ukuran luas dan jarak di permukaan bumi.
  • Menyajikan informasi yang ada di permukaan bumi.
Adapun tujuan pembuatan peta, antara lain:
  • Untuk menyimpan informasi.
  • Untuk membantu suatu pekerjaan, misalnya perencanaan dan pembangunan jalan.
  • Untuk analisis data spesial, misalnya perhitungan jarak dan luas suatu wilayah.
B. Klasifikasi Peta

1. Klasifikasi Peta Secara Umum
     a. Berdasarkan Skala
         Peta berdasarkan skala terdiri atas :

  • Peta kadaster, yaitu peta yang memiliki skala antara 1: 100 sampai dengan 1: 5.000. peta kadaster biasanya terdapat di Departemen Dalam Negeri yang di pakai untuk menggambarkan peta-peta tanah dan peta dalam sertifikat tanah.
  • Peta skala besar, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 250.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan wilayah-wilayah yang relatif sempit seperti peta kelurahan atau peta kecamatan.
  • Peta skala sedang, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 250.000 sampai dengan 1 : 500.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan daerah-daerah yang agak luas, contoh peta provinsi.
  • Peta skala kecil, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 500.000 sampai dengan 1.000.000, yang biasanya berupa peta negara, misalnya peta Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • Peta skala geografis, yaitu peta yang memiliki skala lebih kecil dari skala 1 : 1.000.000 yang biasanya digunakan untuk menggambarkan negara, benua, atau kawasan. Misalnya, peta kawasan Asia Tenggara dan peta Benua Amerika.

     b. Berdasarkan data yang ditampilkan

  1. Peta umum atau peta ikstisar merupakan peta yang menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam suatu daerah. Di dala, peta umum, antara lain terdapat sungai, sawah, permukiman, dan jalur jalan raya.
  2. Peta khusus (peta tematik) merupakan peta yang menggambarkan penampakan-penampakan tertentu di permukaan bumi saja. Contoh : peta geologi menggambarkan struktur batuan dan sifat-sifatnya yang dapat mempengaruhi bentuk-bentuk permukaan bumi dan peta irigasi menggambarkan lokasi atau sebaran air tanah di suatu tempat atau daerah.


     c. Berdasarkan keadaan objek

  1. Peta stasioner merupakan peta yang menggambarkan keadaan atau objek yang dipetakan tetap atau stabil. Contohnya peta persebaran gunung berapi.
  2. Peta dinamis merupakan peta yang menggunakan keadaan atau objek yang dipetakan mudah berubah. Contohnya peta urbanisasi, peta arah angin, dan peta ketinggian aliran sungai.

2. Klasifikasi peta menurut Internasional Cartographic Association (ICA)
     a. Peta Topografi
         Peta topografi memberikan gambaran tentang bentuk permukaan bumi. Liputan peta topografi di 
         dasarkan atas hasil pengukuran lapangan atau dari foto udara. Peta topografi diklasifikasikan 
         berdasarkan:
1)      Skala besar > 1 : 25.000
2)      Skala menengah antara 1 : 2.500.000 sampai 1: 250.000
3)      Skala kecil 1 : 250.000 – 1 : 2.500.000
4)      Skala sangat kecil < : 2.500.000
     b. Peta Jalan (chart)
         Peta jalan disusun sebagai alat bantu dalam perjalanan di darat, di laut atau di udara. Peta ini berukuran
        menengah atau kecil dan hanya menampilkan hal-hal yang menarik untuk pengguna peta khusus 
        (contohnya pilot dan sopir). Peta jalan skalanya bervariasi, antara lain 1 : 200.000 sampai 1 : 1.000.000.
     c. Peta khusus
         Peta khusus ini menggambarkan data yang memiliki tema khusus yang ada kaitannya dengan detail 
         topografi dan penting dalam penelitian ilmu pengetahuan, perencanaan, keteknikan, dan menunjukkan 
         tema tertentu.

C. Komponen Peta

    1. Judul Peta
         Setiap peta harus memiliki judul. Pada peta umum, judul menunjukkan wilayah daerah mana yang 
         terdapat dalam peta tersebut. Misalnya peta peta propinsi Sumatera Barat, peta Kabupaten Aceh Barat 
         dan Peta Pulau Sumbawa.


    2. Skala Peta
        Skala adalah perbandingan antara jarak dua objek di peta dengan dua objek di lapangan. Skala ini 
         sangat penting untuk memperoleh ukuran jarak, luas wilayah pada peta dan jarak sebenarnya di 
         lapangan. Jenis skala yang biasa terdapat pada peta yaitu skala angka, skala garis dan skala kalimat.

a)      Skala angka (skala pecahan) adalah skala yag ditampilkan dalam bentuk angka. Misalnya terdapat skala 1 : 50.000. hal ini menunjukkan bahwa satuan jarak di peta mewakili 50.000 satuan jarak di peta mewakili 50.000 satuan jarak horisontal. Apabila satuannya cm, maka arti dari skala tersebut 1 cm di peta mewakili 50.000 cm dilapangan.
b)      Skala garis (skala grafis) adalah skala yang dinyatakan dalam bentuk gambar garis yang disertai dengan keterangan angka dan ukuran. Skala ini memiliki kelebihan karena apabila peta diperbesar atau diperkecil, maka skalanya akan ikut berubah.
c)       Skala kalimat pada peta yang tidak menggunakan satuan pengukuran metrik (misalnya, peta-peta di Inggris) skala dinyatakan dengan kalimat.

    3. Simbol Peta
        Simbol adalah suatu gambar atau tanda yang mempunyai makna atau arti. Simbol terletak di 
        dalam peta atau muka peta yang berfungsi untuk menggambarkan unsur permukaan bumi.
        Menurut bentuknya simbol dibedakan atas titik, garis dan luasan.

a) Simbol titik digunakan untuk menggambarkan penampakan yang sempit, dimana dalam peta luasnya terlalu kecil, misalnya suatu kota, candi, stasiun, pelabuhan dan lapangan terbang.
b)      Simbol garis digunakan untuk unsur-unsur yang memanjang, misalnya jalan raya, jalan kereta api, sungai, garis pantai dan batas administrasi. Untuk membedakannya dibuat berbagai ragamnya.
c)       Simbol luasan digunakan untuk menggambarkan unsur-unsur yang luas atau mempunyai luasan. Misalnya perkebunan, rawa, hutan, sawah dan tegalan.

    4. Orientasi Peta
        Orientasi peta merupakan suatu tanda petunjuk arah peta, buka arah mata angin. Pada peta, arah 
        yang digambarkan dengan berbagai bentuk panah yang diatasnya terdapat huruf U. Maksudnya,
        bahwa panah tersebut menunjukkan kearah utara. Akan tetapi, hal ini tidak mutlak karena ada
        beberapa peta yang orientasinya bukan kearah utara, tetapi ke barat atau ke selatan.

    5. Koordinat Peta
       Koordinat peta merupakan salah satu unsur yang penting, karena menunjukkan lokasi atau posisi 
       wilayah yang dipetakan. Koordinat biasanya menggunakan garis lintang dan garis bujur. Garis 
       bujur adalah garis yang membujur dari utara ke selatan yang membujur dari utara ke selatan.
       Sedangkan garis lintang adalah garis yang melintang dari barat ke timur suatu peta. Garis lintang 
       (00) yang dijadikan patokan adalah garis khatulistiwa. Ke arah utara khatulistiwa disebut lintang 
       utara (LU) dan kearah selatan khatulistiwa disebut lintang Selatan (LS). Adapun garis bujur (00)          adalah garis yang melewati Kota Greenwich di Inggris. Ke arah timur Greenwich disebut bujur 
       timur (BT) dan ke arah barat Greenwich disebut bujur barat (BB). Grid peta terdiri atas garis
       bujur dan garis lintang.

    6. Legenda Peta

       Legenda merupakan kumpulan simbol yang diberi            keterangan yang terletak diluar peta. Legenda 
       peta berisi tentang keterangan simbol, tanda atau 
       singkatan yang dipergunakan pada peta. 
      Penempatan simbol pada legenda peta sebaiknya 
      dikelompokkan menurut simbol garis, luasan, 
      dan titik agar pengguna peta mudah memahami dan
      membaca isi peta.


    7. Pembuat Peta
         Pembuatan atau penyusun petan harus pula dicantumkan agar peta tersebut dapat dipercaya. 
        Pembuat resmi peta adalah Badan Koordinasi dan Survey Pemetaan Nasional 
        (BAKOSURTANAL), Jawatan Topografi, dan Badan Pertahanan Nasional (BPN).

    8. Peta Indeks dan Inset
        Peta indeks merupakan peta yang memiliki skala lebih kecil dari peta utama. Peta indeks ini 
        biasanya disisipkan diluar muka peta atau peta utama. Peta indeks berfungsi memberikan 
        informasi posisi wilayah yang digambarkan dalam peta terhadap cakupan wilayah administrasi 
        yang lebih luas. Misalnya, peta utamanya adalah Kabupaten Boalemo, insetnya adalah Propinsi 
       Gorontalo. Selainn peta indeks, inset juga dapat menggambarkan lebih rinci dari suatu wilayah. 
       Misalnya, pada peta propinsi Sumatera Utara terdapat kota Medan, maka insetnya menampilkan 
       kota Medan dengan lebih detail. Inset berfungsi apabila lokasi yang dipetakan tidak dikenal dan 
       lebih dikenal daerah yang lebih luas atau daerah yang lebih tinggi tingkatannya. Misalnya, letak 
       propinsi lebih dikenal daripada letak suatu kota.

    9. Proyeksi Peta
        Proyeksi peta adalah cara pemindahan gambar dari bidang lengkung (globe) ke bidang datar. 
        Secara garis besar, proyeksi dapat dibedakan menjadi:
        a)     Proyeksi azimutal adalah bidang proyeksinya berupa bidang datar.
        b)    Proyeksi silinder adalah proyeksi yang menggunakan bidang silinder sebagai bidang 
              proyeksinya.
        c)    Proyeksi kerucut adalah proyeksi yang menggunakan bidang kerucut sebagai bidang 
             proyeksinya.


D. Membuat Peta

Proses pembuatan peta meliputi tahapan pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data dalam bentuk peta. Penyusunan peta diawali dengan pencarian, analisis dan pemrosesan data. Beberapa sumber data yang biasa digunakan dalam menyusun peta, yaitu sebagai berikut:
1.       Hasil observasi lapangan, misalnya untuk membuat peta geologi atau peta penggunaan lahan.
2.   Hasil interpretasi foto udara dan data penginderaan jauh, misalnya data citra Landsat dan SPOT.
3.      Peta yang telah ada dan dipublikasikan dalam bentuk buku atau laporan.
4.    Informasi statistik yang diukur secara periodik, misalnya peta iklim demografi pertanian dan industri.
Tahap penyajian data atau tahap pemetaan merupakan tahap menggambarkan data dalam bentuk simbol agar data dalam bentuk simbol agar data tersebut menarik, yaitu mudah dibaca dan dimengerti oleh pengguna. Adapun tahapan dalam penyajian data yaitu sebagai berikut.
a.       Menentukan daerah dan tema peta yang akan dibuat.
b.      Menentukan data yang akan digunakan.
c.       Mendesain simbol data dan simbol-simbol peta.
d.      Membuat peta dasar.
e.      Mendesain komposisi peta.
f.        Penulisan nama-nama geografi.
g.       Editing dan finishing.

Sumber : Nandi. 2011, Geografi Kita - geografi untuk SMA/MA Kelas XII Program IPS

0 komentar:

Post a Comment

Random Post

My Group on FB

Popular Posts

Categories

Total Pageviews

Jumlah Pengunjung

Flag Counter
sahrilyanto. Powered by Blogger.