TEGAS
Jika anda melarang anak-anak
untuk tidak melakukan sesuatu, buatlah alasan-alasan yang masuk akal, dengan
memberikan penjelasan dan bimbingan padanya. Anak jaman sekarang pasti tidak
akan mau menerima alasan seperti, “Jangan duduk di depan pintu, pamai!” Atau, “Jangan
main terlalu sore, nanti diculik Kalong Wewe!” Beritahu alasannya, kenapa dia tidak
boleh duduk di depan pintu atau bermain sore-sore, menjelang malam. Sehingga secara
tidak langsung anak anda bisa memahami alasan anda mengapa ia tidak boleh
melakukan hal tersebut.
JANGAN PLIN-PLAN
Pada dasarnya, Si kecil akan
meniru apa yang orang dewasa lakukan. Begitu pun jika anda dan pasangan
bertindak plin-plan terhadap suatu keputusan. Misalnya, Anda tak setuju dia melompat-lompat
di tempat tidur, sementara pasangan anda membiarkannya. Hal ini hanya akan
membuat dia bingung, akibatnya dia jadi mengabaikan ketidaksetujuan anda. Jadi,
buatlah kesepakatan keputusan dengan pasangan agar anak-anak jadi mudah dalam
bersikap.
KOMPROMI
Anak-anak tak selalu bisa
mengatasi dan membedakan antara persoalan yang besar dan kecil. Sesekali,
berkompromi dan mengertilah diri mereka. Tindakan kompromi akan membuat
anak-anak menjadi lebih mudah menghadapi persoalan yang lebih besar nantinya. Misalnya,
jika dia lalai menengok ke kiri-kanan saat akan menyebrang jalan, lain kali dia
tak akan begitu lagi. Jika anda keberatan
dengan sikapnya, nyatakan dengan jelas. Misalnya, “Berhentilah
melempar-lempar mainanmu nak, Nak!” Tapi, jangan katakan, “ Hei, mainannya
jangan dilempar-lempar, dong!”
BERI BIMBINGAN
Jika anak anda mengobrak-abrik
buku dari lemari yang ada di ruang keluarga, katakan saja, “Maukah kamu
berhenti ‘bermain’ buku? Baca saja, ya
di kamarmu?” Jika dia tak memedulikan perkataan anda, dengan cara yang
lembut namun tegas, anda bisa membimbingnya ke kamar dan katakan padanya, dia boleh kembali ke
ruang keluarga jika mau mendengarkan
kata-kata anda.
BERI PERINGATAN
Jika anak tahu aturan yang telah
anda buat, pada usia tertentu, anda hanya perlu bertanya padanya, ketika
melakukan pelanggaran. Dia akan langsung merasa segan pada anda, karena ada
konsekuensi atau sanksi yang harus diterimanya segera, setelah pelanggaran
dibuat. Jika anda terbiasa membuat batasan peringatan sampai hitungan 5, kali
ini kurangi sampai hitungan ke-3, sehingga anak akan belajar untuk segera
mengubah sikap setelah diberi peringatan.
BERI ALASAN
Jika anak bermain-main dengan
benda tajam, anda tentu harus lebih berhati-hati memperingatinya. Terangkan
dengan bahasa yang jelas dan sederhana, apa yang akan anda lakukan dan sebutkan
alasannya. Misalnya, “Mama simpan pisaunya ya, Sayang, nanti bisa melukai
tanganmu!” Atau, “Mama minta kamu jangan main air ya, nanti lantainya jadi
licin dan bisa bikin kamu terjatuh.”
JANGAN TUNDA HUKUMAN
Jika anda ingin menghukum anak
yang tidak disiplin, hukumlah segera setelah anda tahu dia tidak disiplin. Jangan
sampai Anda menunda memberi hukuman padanya. Sebab, anak-anak tidak akan mau
menerima hukuman beruntun atau mengulangi kesalahan. Berilah hukuman yang
mendidik, seperti menyapu lantai, merapikan tempat tidur, tidak main play
station atau berbie, atau membersihkan kamar mandi.
TETAP TENANG
Marah sambil berteriak,
membentak, atau menceramahi anak tanpa henti, akan membuat anda menjadi orang
yang melakukan tindak kekerasan verbal terhadap anak. Tindakan ini justru bisa
merusak rasa penghargaan diri pada anak Anda. Akibatnya, anak jadi tidak
memiliki rasa pede di hadapan orangtuanya.
BERTEKUK LUTUT
Menunduklah saat berbicara pada
si kecil, terutama saat memberi kritikan padanya. Tekuklah lutut anda atau
ambil posisi duduk dihadapannya, agar pandangan mata anda sejajar dengannya. Dengan
sikap seperti ini, anda tak perlu merasa khawatir akan kehilangan respek
darinya. Justru sebaliknya, dia akan semakin menghormati dan menghargai anda
sebagai orang tua.
JANGAN CERAMAH
Ajaklah si kecil ngobrol dan
berdiskusi, dari pada diceramahi panjang lebar. Meskipun tampaknya pernyataan
ini tidak bernada keras, seperti, tetap memberi kesan seolah-olah dia
ditakdirkan untuk selalu mengecewakan anda, apapun yang dia perbuat. Cobalah guirkan
pertanyaan-pertanyaan seperti, “Merokok, kan, enggak baik untuk anak-anak, ya?”
Atau, “Apakah kamu suka jika temanmu mengganggu terus di sekolah, Nak?”
Kritiklah sikapnya, jangan salahkan dirinya.
TUNJUKKAN SIKAP POSITIF
Terlalu banyak waktu anda yang
terbuang jika hanya mengkritik sikap buruk Si Kecil. Sebaliknya, anda jadi
kekurangan waktu untuk memberinya pujian atas sikap positifnya. Ada kalanya,
sesekali anda perlu mengucapkannya, “Mama senang, lho, lihat kamu membereskan mainan dan menyimpannya
di tempat semula.”
BERMAIN BERSAMA
Jika sempat, tak ada salahnya
anda meluangkan waktu sebentar dan ikut bermain-main dengannya. Buatlah permainan
bernuansa perlombaan semacam “siapa cepat dia dapat.” Permainan ini akan
melatih anak anda bertindak cepat setelah ada aba-aba dari anda, atau yang dia ucapkan
sendiri.
HINDARI RASA JENGKEL
Belajarlah untuk memaklumi
hal-hal yang bisa memicu anak kesal dan
jengkel. Umumnya, perasaan tidak nyaman
ini dialami anak-anak saat dia sedang kelelahan, saat Anda terlalu menuntutnya
berbuat lebih, saat dia lapar, dan saat dia sakit. Minimalisasi kondisi-kondisi
yang membuatnya tidak nyaman ini untuk mengurangi kejengkelan pada anak.
JANGAN MENAMPAR
Tamparan keras yang anda berikan
diwajahnya, akan berpengaruh buruk bagi diri anak, juga anda. Anak yang pernah
ditampar orangtuanya akan merasa lebih menderita, dari pada perasaan tidak
dihargai atau depresi sekalipun. Tindakan ini pun sekaligus bisa mengajarkan,
secara tidak langsung pada anak, untuk menyelesaikan segala persoalan dengan
cara kekerasan.
JANGAN MENYUAP
Jangan membiasakan memberi uang
atau hadiah kepada anak saat anda memintanya untuk mengerjakan atau melarang
sesuatu. Kebiasaan seperti ini bisa membuat anak jadi tidak mau mengerjakan
atau menghindari sesuatu, jika belum diberi uang atau hadiah.
BERSIKAP DEWASA
Bersenda gurau dengan cara melucu berlebihan, dengan
menggigit atau menarik-narik rambut anak anda, untuk menunjukkan rasa sayang,
merupakan tindakan yang salah. Bersikaplah sewajarnya, sebagai orang dewasa
seperti menggenggam tangannya, memeluknya, atau memberinya ciuman di kedua pipi
atau kepalanya.
HADAPI RENGEKAN
Katakan kepada anak-anak untuk
tidak merengek saat meminta sesuatu dan tegaskan pula, anda tidak akan
mengabulkan permintaannya jika disampaikan dengan cara merengek atau menangis. Kecuali, jika dia meminta sesuatu dengan sikap yang manis dan sopan.
CONTOH BAIK
Jika suatu kali anak anda pernah
memergoki anda sedang berdebat dengan pasangan tanpa menggunakan
kekerasan, dia akan meniru sikap baik itu. Tapi, jika anda dan pasangan
bertengkar dengan saling menghina, memukul, atau berteriak, anak anda akan
meniru sikap-sikap buruk itu di kemudian hari. Karena anak akan cepat meniru
apa yang dilakukan orang tuanya. Berlaku baiklah agar anak selau meniru hal
yang baik dari anda.
Sumber : Apikasi Android Tips Cerdas Mendisiplinkan Anak Tanpa
Kekerasan
Terima kasih infonyo moga bsa diterapkan
ReplyDeleteOk. Sama.. ;-)
DeleteSangat bermanfaat, semoga kt bs menjadi orangtua yg mendidik anak kt menjadi anak yg sholeh, berakhlak n pintar aamiin....
ReplyDelete