Kita dapat melihat semua benda di dalam ini dengan menggunakan mata. Akan
tetapi, mata kita memiliki keterbatasan. Kita tidak dapat melihat benda yang
ukurannya sangat kecil seperti virus dan bakteri. Demikian pula kita juga tidak
dapat melihat benda-benda yang sangat jauh secara jelas. Untuk mengamati
benda-benda yang tidak dapat dilihat dengan jelas, manusia menciptakan alat
bantu penglihatan. Alat ini dikenal dengan alat-alat optik.
Bagian depan mata memiliki lengkung yang lebih tajam dan dilapisi oleh
selaput lengkung yang lebih tajam dan dilapisi oleh selaput yang disebut
kornea. Di belakang kornea terdapat cairan yang berfungsi untuk membiaskan
cahaya masuk ke mata. Di sebelah dalam lagi terdapat lensa mata. Lensa ini
berfungsi mengatur pembiasan yang disebabkan oleh cairan didepannya. Di depan
lensa mata terdapat selaput yang membentuk celah lengkungan. Selaput ini
disebut iris dan berfungsi untuk memberi warna kepada mata. Disini kita
mengenal orang bermata biru dan orang bermata coklat.
Celah lengkungan yang dibentuk oleh iris disebut pupil. Lebar pupil
diatur oleh iris sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenai mata. Di tempat
yang gelap pupil membesar supaya lebih banyak cahaya yang masuk ke mata.
Sebaliknya, ditempat yang snagat terang, pupil mengecil agar lebih sedikit
cahaya yang masuk ke mata.
Cahaya yang masuk ke mata difokuskan oleh lensa mata ke permukaan dibelakang
mata yang disebut retina. Pada permukaan retina ini terdapat berjuta-juta
sel-sel yang sangat sensitif. Ketika ada rangsangan cahaya, sel-sel ini
mengirim sinyal melalui saraf ke otak. Di otak sebuah bayangan diterjemahkan
sehingga kita mendapat kesan melihat benda. Dengan demikian, suatu bayangan
nyata dari benda dapat dilihat dengan jelas jika bayangan tersebut jatuh ke
retina.
Lensa mata ketebalannya dapat diubah-ubah sesuai dengan letak benda yang
diamati. Perubahan ketebalan lensa mata ini dikendalikan oleh jaringan otot di
sekitar lensa mata. Dengan berubahnya ketebalan lensa mata, jarak fokus lensa mata
berubah. Dengan cara ini letak bayangan benda yang sedang diamati dapat tepat
jatuh di retina. Kemampuan lensa mata menyesuaikan jarak fokusnya disebut
kemampuan berakomodasi atau daya akomodasi mata.
Mata dapat melihat dengan jelas jiak kedudukan benda berada dalam
jangkauan penglihatan. Jangkauan ini terletak diantara titik-titik dekat mata (punctum proximum) dan titik jauh mata (punctum remotum). Titik dekat mata (punctum proximum) adalah titik terdekat
yang dapat dilihat dengan mata secara jelas dengan mata berakomodasi maximum. Titik
jauh mata (punctum remotum) adalah
titik terjauh yang dapat dilihat oleh mata secara jelas dengan mata tidak
berakomodasi.
Untuk mata normal (emetropi) memiliki titk dekat 25 cm dan titik jauh
tak hingga. Ini berarti, mata normal dapat melihat dengan jelas pada jarak
paling dekat 25 cm dan paling jauh tak hingga tanpa bantuan kaca mata. Akan
tetapi karena adanya kelainan pada bentuk bola mata atau karena usia lanjut,
penglihatan menjadi tidak normal. Inilah yang disebut dengan cacat mata atau aberasi.
1. Rabun Jauh (miopi)
Rabun jauh atau terang-dekat memiliki titik dekat kurang dari 25 cm dan titik jauh pada jarak tertentu. Orang yang menderita rabun jauh dapat melihat dengan jelas pada jarak 25 cm tetapi tidak dapat melihat benda jauh dengan jelas. Hal ini terjadi karena lensa mata tidak dapat menjadi pipih sebagaimana mestinya sehingga bayangan benda jatuh didepan retina. Cacat mata ini dapat diatasi dengan lensa cekung.
2. Rabun Dekat (hipermetropi)
Rabun dekat atau terang-jauh memiliki titik dekat lebih dari 25 cm dan titik jauhnya pada jarak tak hingga. Penderita rabun dekat dapat melihat dengan jelas benda-benda yang sangat jauh tetapi tidak dapat menjadi cembung sebagaimana mestinya sehingga bayangan benda jatuh di belakang retina. Cacat mata ini dapat diatasi dengan memakai kaca mata dengan lensa cembung.
3. Mata Tua (presbiopi)
Cacat mata ini disebabkan oleh daya akomodasi yang berkurang akibat
bertambahnya usia. Letak titik dekat maupun titik jauh telah bergeser. Titik dekatnya
lebih besar dari 25 cm dan titik jauhnya hanya berada pada jarak tertentu. Para
penderita presbiopi tidak dapat melihat benda jauh dengan jelas serta tidak
dapat membaca pada jarak baca normal. Cacat mata ini ditolong dengan kaca mata
berlensa rangkap yang disebut dengan kacamata bifokal.
4. Astigmatisma
Cacat mata ini disebabkan oleh kornea mata yang tidak berbentuk sferis,
tetapi lebih melengkung pada satu sisi dari pada sisi yang lain. Akibatnya
sebuah titik akan difokuskan sebagai garis pendek. Penderita astigmatisma dapat
diatasi dengan memakai kaca mata dengan lensa silindris.
materi.y lengkap,
ReplyDelete